ARTICLE AD BOX
Internasional, gemasulawesi – Pemukim penjajah Israel di Tepi Barat telah membakar lahan pertanian dan melakukan vandalisme dengan menyemprotkan slogan-slogan rasis di sebuah desa di dekat Ramallah.
Serangan tersebut terjadi saat Ronen Bar, Kepala Badan Keamanan dalam Negeri penjajah Israel Shin Bet (Shabak), mendesak Benjamin Netanyahu pada hari Jumat, tanggal 10 Januari 2025 waktu setempat, untuk memberikan lampu hijau untuk serangan militer besar-besaran di wilayah yang diduduki.
Mengutip para saksi, kantor berita Palestina Wafa melaporkan pada hari Jumat, 10 Januari 2025 waktu setempat, bahwa sekelompok pemukim menyerang pertanian di pinggiran Khirbet Abu Falah di mana mereka membakar sebuah gedung dan meninggalkan grafiti rasis di dinding dalam bahasa Ibrani.
Rekaman yang dipublikasikan secara daring oleh media menunjukkan dugaan serangan pembakaran.
Baca Juga:
Nyawa 15 Bayi Baru Lahir di Inkubator RS Nasser Terancam Karena Kekurangan Bahan Bakar
Petugas Pertahanan Sipil Palestina dikerahkan untuk memadamkan api. Tidak ada korban luka yang dilaporkan.
“Khirbet Abu Falah dan kota Turmus Aya serta Desa al-Mughayyir, semuanya di timur laut Ramallah, telah menjadi sasaran serangan berulang kali oleh pemukim penjajah Israel yang diduga melakukannya di bawah perlindungan tentara penjajah Israel,” kata Wafa.
Pada hari Jumat, pasukan penjajah Israel terus melakukan serangan di Tepi Barat, menembakkan granat dan menangkap beberapa warga Palestina.
Di Qabatiya yang terletak di sebelah selatan Jenin, pasukan penjajah Israel yang menyamar dengan pakaian sipil mengepung sebuah rumah dan membombardirnya dengan proyektil.
Baca Juga:
Tentara Penjajah Serbu Rumah Penyerang Hamas di Tepi Barat setelah Ditembak dan Dibunuh
Tidak ada laporan langsung mengenai korban jiwa.
Menurut OCHA, sejak awal tahun 2025, lebih dari 50 warga Palestina telah mengungsi akibat pembongkaran rumah oleh penjajah Israel di Tepi Barat yang diduduki.
Di hari Jumat, Bar Shin Bet menyatakan dalam laporan berita media bahwa penjajah Israel harus belajar dari kejadian tanggal 7 Oktober 2023 dan melancarkan serangan besar-besaran di Tepi Barat. (*/Mey)