ARTICLE AD BOX
Internasional, gemasulawesi – Pasukan penjajah Israel menyita 7,5 dunum atau 0,75 hektare tanah di Desa Husan yang terletak di sebelah barat Betlehem.
Kepala Dewan Desa Husan, Jamal Sabateen, memberitahu media bahwa otoritsa pendudukan penjajah Israel mengeluarkan peta yang menyatakan penyitaan tanah itu.
Daerah yang terdampak terletak di dekat pintu masuk barat desa, berdekatan dengan pemukiman ilegal Beitar Illit.
Harta yang disita tersebut adalah milik penduduk Palestina Ayed Odeh Shusha dan Ahmad Mahmoud Shahih.
Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Serbu Kamp Balata di Tepi Barat dan Menangkap 13 Orang
Sabateen berjanji akan mengambil semua tindakan yang mungkin untuk menentang penyitaan tanah.
Laporan tahunan 2024 oleh Pusat Penelitian Tanah menyebutkan penjajah Isarel telah menghancurkan 970 rumah dan bangunan Palestina, mengeluarkan perintah pembongkaran kepada 765 orang lainnya dan juga menyita 53.055 dunum atau 53 kilometer persegi di Tepi Barat yang diduduki termasuk dengan Yerusalem Timur selama setahun terakhir melalui berbagai perintah militer.
Terungkap juga pendudukan penjajah Israel telah menggusur 38 komunitas Badui Palestina, termasuk dengan 355 keluarga yang terdiri dari 2.209 individu dan mendirikan 25 pos pemukiman pastoral ilegal dengan ancaman penyitaan terhadap ribuan dunum lagi.
Sebelumnya, para pemukim penjajah Israel telah menghancurkan ratusan pohon zaitun di kota Nahalin di sebelah barat Betlehem.
Baca Juga:
Tentara Penjajah Israel Peringatkan Warga Lebanon yang Terusir agar Tidak Kembali ke 62 Desa
Hussein Shakarneh mengungkapkan keterkejutannya ketika dia memasuki tanah yang dimilikinya bersama sepupunya, Ali Shakarneh, di daerah Ain Faris sebelah barat kota, hanya untuk menemukan para pemukim telah menebang 200 pohon zaitun.
“Sekelompok pemukim telah mendirikan pos pastoral di daerah Ain Faris, tempat kami mendirikan 2 kandang besar untuk memelihara ternak,” ujar sumber-sumber lokal.
Para sumber mencatat tindakan ini akan merampas tanah milik warga Palestina dan menambahkan bahwa daerah itu telah menjadi sasaran serangan berulang kali oleh para pemukim dari pemukiman ilegal Beitar Illit yang melibatkan pembuangan air limbah yang menyebabkan kerusakan tanaman dan pencemaran air. (*/Mey)