ARTICLE AD BOX
Nasional, gemasulawesi - Anggota DPD RI Bali, Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik, yang akrab disapa Niluh Djelantik, memberikan kritik tajam terhadap Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni.
Kritik tersebut muncul setelah Raja Juli menyampaikan rencana pemerintah untuk mengubah 20 juta hektare hutan menjadi lahan yang akan dimanfaatkan untuk kegiatan pangan, energi, dan air.
Dalam rencananya, pemerintah akan memanfaatkan 1,1 juta hektare dari lahan tersebut untuk ditanami padi gogo, sejenis padi yang dapat tumbuh di lahan kering.
Menanggapi hal tersebut, Niluh Djelantik mengungkapkan keprihatinannya melalui unggahan di akun Instagram resminya @niluhdjelantik pada Kamis malam, 2 Januari 2025.
Dalam unggahannya, Niluh mengaku mengenal Raja Juli secara personal dan berharap bahwa rencana tersebut tidak benar adanya.
Menurutnya, hutan adalah sumber oksigen dan kehidupan yang tidak seharusnya dikorbankan.
"Adikku (sembari menandai akun Instagram Raja Juli Antoni) kuharap berita diatas ini (rencana mengubah 20 hektare hutan jadi lahan pangan) tidak benar adanya. Hutan adalah sumber oksigen kita, sumber kehidupan kita," tulisnya sembari mengunggah ulang berita terkait pernyataan Raja Juli.
Niluh menambahkan bahwa Raja Juli, sebagai Menteri Kehutanan, seharusnya menjadi pihak yang paling terdepan dalam menjaga hutan dari ancaman deforestasi.
"Sebagai bapaknya kementrian Kehutanan seharusnya berada paling terdepan untuk menjaga hutan dari ancaman konversi hutan atau deforestasi," imbuhnya.
Selain menyampaikan kritik kepada Raja Juli, Niluh juga menuliskan pesan khusus untuk Presiden Prabowo agar mengambil tindakan tegas untuk melindungi hutan Indonesia.
"Bapak presiden @prabowo, mohon kebijakan bapak untuk dapat mencegah dan mohon lindungi hutan-hutan tanah kelahiran kita tercinta bapak," tulisnya di unggahan yang sama.
Pesan Niluh tersebut mencerminkan kegelisahan masyarakat terhadap potensi ancaman terhadap kelestarian lingkungan.
Kritik yang disampaikan Niluh Djelantik mendapatkan respons dari banyak warganet yang mendukung pendapatnya. Beberapa di antaranya menyuarakan harapan agar hutan tetap dilestarikan.
“Semoga hutan tetap menjadi hutan. Jangan di babat," tulis akun @dow***.
Sementara itu, akun @me_*** melontarkan kritik terhadap Menteri Kehutanan dengan mengatakan, "Menteri kehutanan tanpa memperdulikan lingkungan."
Pendapat lain datang dari akun @gun*** yang menyarankan agar pemerintah memanfaatkan tanah sawah masyarakat yang sudah ada daripada harus mengorbankan hutan. "Kenapa tidak memanfaatkan tanah sawah masyarakat yang sudah ada ya???? Kalau menggunakan tanah sawah rakyat.. semua akan kebagian," tulisnya.
Isu ini menjadi perhatian luas karena menyangkut keberlangsungan ekosistem hutan yang memiliki peran penting bagi kehidupan.
Rencana konversi hutan tersebut memicu kekhawatiran tentang potensi deforestasi yang dapat berdampak buruk pada lingkungan, sekaligus mengundang pertanyaan mengenai prioritas kebijakan pemerintah dalam menjaga kelestarian alam. (*/Risco)