ARTICLE AD BOX
Kesehatan, gemasulawesi - Kanker ovarium menjadi perhatian serius dalam dunia medis, terutama setelah munculnya kasus seorang bayi berusia 19 bulan, Daneen Auni Riksi, yang didiagnosis menderita penyakit ini.
Meskipun lebih umum terjadi pada wanita dewasa, kasus ini menunjukkan bahwa kanker ovarium juga dapat menyerang anak-anak.
Kanker ovarium terjadi ketika sel-sel di ovarium, organ reproduksi wanita, tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali, membentuk tumor yang dapat menyebar ke jaringan sekitarnya.
Penyakit ini sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas pada tahap awal, sehingga sulit didiagnosis.
Beberapa gejala yang mungkin muncul antara lain nyeri perut, perut kembung, kesulitan makan, serta perubahan pola buang air besar.
Gejala-gejala ini sering kali dianggap sepele dan bisa dikaitkan dengan masalah pencernaan biasa, yang berpotensi menyebabkan diagnosis yang terlambat.
Dalam kasus Daneen, ia mengalami perut kembung dan sembelit, yang kemudian memicu pencarian perawatan medis lebih lanjut.
Terdapat beberapa jenis kanker ovarium, yang paling umum adalah kanker ovarium epitelial, yang berasal dari lapisan permukaan ovarium.
Jenis lainnya termasuk kanker germinal, yang berasal dari sel-sel pembentuk telur, dan kanker stromal, yang berasal dari jaringan ikat di ovarium.
Pada anak-anak, kanker ovarium sering kali terdeteksi sebagai tumor germinal. Tumor ini bisa berkembang dengan cepat dan membutuhkan penanganan segera.
Diagnosis kanker ovarium biasanya melibatkan serangkaian pemeriksaan, termasuk ultrasonografi, CT scan, dan analisis darah untuk mendeteksi keberadaan biomarker tertentu.
Prosedur ini membantu dokter menentukan keberadaan tumor serta tahap perkembangan kanker.
Setelah diagnosis ditegakkan, pengobatan segera dilakukan untuk mengangkat tumor dan mencegah penyebaran lebih lanjut.
Pengobatan kanker ovarium umumnya meliputi pembedahan dan kemoterapi.
Pembedahan bertujuan untuk mengangkat tumor dan jaringan yang terinfeksi, sedangkan kemoterapi digunakan untuk membunuh sel-sel kanker yang mungkin masih tersisa.
Proses ini memerlukan waktu dan perhatian khusus, terutama bagi pasien yang masih sangat muda seperti Daneen.
Kanker ovarium bukan hanya masalah kesehatan bagi wanita dewasa; kasus seperti yang dialami Daneen menunjukkan bahwa deteksi dini dan kesadaran akan gejala sangat penting.
Setiap orang tua harus menyadari perubahan pada kesehatan anak mereka dan tidak ragu untuk mencari bantuan medis jika ada gejala yang mencurigakan.
Dengan penanganan yang tepat, harapan untuk sembuh dari kanker ovarium tetap ada, dan upaya untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit ini sangat diperlukan untuk mendukung anak-anak dan keluarga mereka yang terkena dampak.
Kanker ovarium, meskipun jarang terjadi pada anak-anak, menunjukkan bahwa perhatian dan tindakan cepat dapat membuat perbedaan besar dalam hasil pengobatan.
Kesadaran akan kanker ovarium perlu ditingkatkan, sehingga diharapkan lebih banyak orang dapat mengenali gejala awal dan mencari pengobatan yang tepat. (*/Shofia)