ARTICLE AD BOX
Nasional, gemasulawesi - Mantan Menko Polhukam RI, Mahfud MD, baru-baru ini mengungkapkan kecemasannya terkait situasi yang sedang terjadi di Indonesia.
Dalam sebuah pertemuan dengan sejumlah tokoh nasional di Universitas Gadjah Mada (UGM), Mahfud menyadari bahwa keresahan yang ia rasakan ternyata juga dirasakan oleh para tokoh lainnya.
Pertemuan ini menjadi momen refleksi tentang kondisi politik dan sosial yang berkembang di tanah air.
Mahfud kemudian membagikan pandangannya melalui cuitan di akun X resminya @mohmahfudmd pada Selasa, 4 Februari 2025.
Dalam cuitannya, Mahfud MD menuliskan bahwa ada dua hal yang membuatnya cemas terhadap perkembangan Indonesia saat ini.
Pertama, ia menyoroti semakin sedikitnya orang-orang di kampus atau perguruan tinggi yang mampu bersikap kritis terhadap situasi yang terjadi.
Selain itu, ia juga mengkritik politisi dan pejabat pemerintahan yang menurutnya tidak memiliki ketegasan dalam menjalankan tugas, kecuali Presiden.
"Sekarang amat sdikit org kampus yg bs bersikap kritis. Pilitisi dan org pemerintahan, kecuali Presiden hampir tdk ada yg tegas," tulis Mahfud dalam cuitannya tersebut.
Kritik Mahfud terhadap kurangnya ketegasan politisi ini menimbulkan banyak spekulasi di kalangan publik.
Meskipun Mahfud tidak menyebutkan contoh spesifik politisi yang ia maksud, pernyataan ini dianggap sebagai refleksi dari kekecewaan terhadap elite politik yang dinilai gagal menunjukkan kepemimpinan yang kuat dalam menghadapi berbagai tantangan nasional.
Situasi ini menimbulkan pertanyaan tentang peran aktif para akademisi dan politisi dalam menjaga demokrasi dan menghadirkan solusi nyata untuk rakyat.
Kecemasan kedua yang diungkapkan Mahfud MD berkaitan dengan kebutuhan mendesak untuk melakukan perbaikan mendasar terhadap berbagai permasalahan yang ada di Indonesia saat ini.
Ia memperingatkan bahwa tanpa adanya upaya serius untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut, harapan untuk masa depan bangsa akan hilang.
"Jika kita tidak menyelesaikan masalah terkini dan melakukan perbaikan mendasar, habislah asa," lanjut Mahfud dalam cuitannya.
Namun, seperti pada kecemasan pertama, Mahfud tidak menjelaskan secara rinci masalah-masalah apa yang ia maksud, meninggalkan ruang interpretasi yang luas di kalangan masyarakat.
Cuitan Mahfud MD ini memicu berbagai tanggapan dari warganet yang turut merespons kekhawatiran yang diutarakannya.
Salah satu tanggapan datang dari akun @man*** yang mengomentari perubahan sikap mahasiswa saat ini.
"Mahasiswa skrg juga cuek dgn situasi negara, beda dg mahasiswa thn dulu masih kritis terhadap kebijakan pemerintah yg menindas rakyat, mahasiswa skrg banyakan main game ga peduli dgn keadaan negaranya," tulisnya. Komentar ini mencerminkan pandangan bahwa generasi muda, khususnya mahasiswa, dinilai kurang memiliki semangat kritis seperti masa-masa sebelumnya.
Pernyataan ini mengundang diskusi lebih lanjut tentang peran mahasiswa sebagai agen perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Beberapa pihak berpendapat bahwa perubahan zaman dan kemajuan teknologi turut memengaruhi fokus dan prioritas mahasiswa masa kini. (*/Risco)