ARTICLE AD BOX
Nasional, gemasulawesi - Politikus PDI Perjuangan, Guntur Romli, mengomentari keputusan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menolak memeriksa Presiden Joko Widodo terkait dugaan melindungi Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, dalam kasus suap pergantian antar waktu Harun Masiku.
Ketua KPK, Setyo Budiyanto, menyatakan bahwa informasi yang mendasari dugaan tersebut hanya berdasarkan "katanya-katanya" tanpa bukti konkret yang relevan.
"Kesaksian keterangan fakta lah yang dibutuhkan. Selama katanya sana, katanya itu," ujar Setyo dalam pernyataannya pada Selasa, 14 Januari 2025.
Menanggapi hal tersebut, Guntur Romli melalui cuitan di akun X resminya, @GunRomli, pada Rabu, 15 Januari 2025, tampak tidak terkejut dengan sikap KPK.
Ia bahkan menyebut bahwa penjelasan dari Setyo Budiyanto tidak perlu disampaikan karena masyarakat sudah memahami alasan di balik keputusan itu.
"Gak usa diomongin kita juga paham. Mana berani," tulis Guntur sembari menambahkan emoticon tertawa.
Pernyataan ini menyiratkan bahwa Guntur merasa KPK tidak memiliki keberanian untuk memeriksa Jokowi dalam kasus yang melibatkan Hasto Kristiyanto tersebut.
Cuitan Guntur ini memicu beragam respons dari warganet, beberapa di antaranya mendukung pendapatnya.
Salah satu pengguna akun @meg*** menulis, "KPK makan gaji buta kalau bekerjanya tidak profesional," menyuarakan kekecewaan terhadap kinerja lembaga antikorupsi tersebut.
Kritik serupa juga muncul dari akun @hab*** yang menyarankan pembubaran KPK. "Bubarkan KPK. Sayang uang pajak rakyat buat bayar mereka. Mereka nggak berguna," tulisnya.
Kedua komentar ini mencerminkan ketidakpuasan publik terhadap kinerja KPK yang dianggap tidak efektif dalam menangani kasus-kasus tertentu.
Namun, tidak semua tanggapan sejalan dengan pandangan Guntur Romli. Ada pula warganet yang mempertanyakan narasi yang disampaikan Guntur.
Akun @ari*** menulis, "Jadi bingung dengan narasi mu Gun...Kata Hasto yg masukan @jokowi Tapi kok ketua @KPK_RI tolak periksa Jokowi...muter muter," memberikan kritik terhadap konsistensi logika yang digunakan oleh Guntur dalam menyampaikan opininya.
Komentar ini menunjukkan adanya perdebatan di antara warganet mengenai tanggapan yang tepat terhadap keputusan KPK tersebut.
Respons terhadap isu ini mencerminkan polarisasi di masyarakat mengenai independensi dan profesionalitas KPK.
Sementara sebagian warganet mendukung kritik terhadap KPK, sebagian lainnya justru mempertanyakan motif di balik kritik tersebut, menciptakan perdebatan yang kian memanas di media sosial. (*/Risco)