ARTICLE AD BOX
Pasuruan, gemasulawesi - Insiden mengejutkan terjadi di Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Pasuruan ketika salah satu pegawai, Hadi Sukamto, mengalami keracunan setelah diduga mengonsumsi air aki.
Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 17.00 WIB, saat Hadi dan empat rekannya sedang piket di kantor UPT Terminal Religi, Jalan Letjen R. Soeprapto, Pasuruan.
Situasi ini menimbulkan keprihatinan dan sorotan publik mengenai keselamatan pegawai di tempat kerja.
Awalnya, kelima pegawai tersebut meminum cairan yang disimpan dalam botol di lemari es kantor.
Tanpa menyadari bahwa cairan tersebut adalah air aki, mereka melanjutkan untuk meminumnya.
Dari informasi yang diperoleh, diketahui bahwa Hadi yang mengonsumsi cairan tersebut dalam jumlah terbanyak, dengan lebih dari lima botol yang sudah diminum oleh mereka.
Kejadian ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran akan potensi bahaya di lingkungan kerja, terutama terhadap barang-barang yang tidak biasa.
Kepala Dishub Kota Pasuruan, Andriyanto, menjelaskan bahwa keempat anggota lainnya juga merasakan dampak negatif dari cairan yang mereka minum.
Mereka mengeluhkan rasa air yang berbeda dari biasanya dan mengalami kurang enak badan.
Namun, kondisi Hadi paling parah hingga akhirnya harus dilarikan ke rumah sakit.
“Hadi sampai masuk rumah sakit. Kondisinya sudah mulai membaik, tetapi masih lemas dan merasakan sakit di bagian tenggorokan dan perut,” ujar Andriyanto pada Sabtu, 12 Oktober 2024.
Pihak Dinas Perhubungan dan keluarga Hadi kini sedang menunggu hasil uji laboratorium untuk mengetahui kandungan cairan yang telah diminum.
Ini menjadi langkah penting untuk memastikan tidak ada zat berbahaya lainnya yang terdeteksi.
Insiden ini menjadi peringatan bagi instansi pemerintah untuk lebih berhati-hati dalam pengelolaan barang-barang di tempat kerja, terutama dalam menjaga keselamatan pegawai.
Kejadian ini juga menyoroti pentingnya pengawasan dan pemeriksaan rutin terhadap barang-barang yang ada di ruang kerja, agar semua pegawai dapat bekerja dengan aman dan nyaman.
Edukasi mengenai bahaya bahan kimia yang mungkin tidak terdeteksi secara kasat mata harus menjadi prioritas.
Selain itu, instansi terkait diharapkan untuk meningkatkan pengawasan dan peraturan mengenai penyimpanan barang di area kerja, untuk mencegah terjadinya insiden serupa di masa mendatang.
Sementara itu, publik berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali di kemudian hari. (*/Shofia)