ARTICLE AD BOX
Internasional, gemasulawesi – Menteri Komunikasi dan Ekonomi Digital Palestina, Abdul Razzaq al-Natshe, memperingatkan bahwa kekurangan bahan bakar telah mulai memengaruhi layanan komunikasi tetap, seluler, dan internet di Jalur Gaza pada tanggal 10 Januari 2025 malam waktu setempat.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kementerian, Abdul Razzaq al-Natshe menyatakan bahan bakar saat ini menjadi satu-satunya sumber untuk mengoperasikan jaringan komunikasi di daerah kantong tersebut, yang membuat layanan ini berisiko terhenti total.
“Ketidakmampuan untuk mendatangkan bahan bakar dalam beberapa hari terakhir telah menyebabkan kekurangan parah dalam jumlah yang dibutuhkan untuk mengoperasikan jaringan,” kata pernyataan tersebut.
Mulai malam tadi, akan terjadi pemadaman luas pada layanan komunikasi tetap di wilayah tengah dan selatan yang kemudian akan meluas hingga mencakup layanan tetap dan seluler.
Menteri tersebut memperingatkan [enghentian layanan komunikasi dalam situasi ini mencegah tim Pertahanan Sipil Palestina dan Bulan Sabit Merah berkomunikasi dan menghalangi akses warga kepada mereka.
Di sisi lain, seorang jurnalis lepas Palestina, Saed Nabhan, terbunuh ketika sedang syuting di Kamp Pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah.
Laporan awal menunjukkan Nabhan ditembak oleh penembak jitu penjajah Israel ketika berada di antara sekelompok wartawan yang meliput kemajuan pasukan penjajah Israel.
Lebih dari 200 jurnalis telah tewas di Jalur Gaza sejak perang dimulai pada tanggal 7 Oktober 2023. Pekerja media di Jalur Gaza menghadapi apa yang dikatakan organisasi pengawas sebagai perang paling mematikan terhadap profesi mereka dalam sejarah.
Baca Juga:
Pemukim Penjajah Israel Membakar Lahan Pertanian dan Melakukan Vandalisme di Sebuah Desa Tepi Barat
Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, menyampaikan ribuan berkas arsip dari Jalur Gaza telah diamankan dan didigitalkan.
“Pelestarian berkas-berkas ini penting untuk melindungi hak-hak rakyat Palestina,” ujarnya di media sosial X.
Dia menambahkan UNRWA telah menjadi penjaga identitas dan sejarah Palestina selama 75 tahun terakhir sejak berdirinya penjajah Israel. (*/Mey)