ARTICLE AD BOX
Nasional, gemasulawesi - Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI), Islah Bahrawi, baru-baru ini menarik perhatian publik dengan pernyataannya yang mengaitkan pendukung mantan Presiden Joko Widodo dengan pemuja penceramah kontroversial, Bahar Smith.
Melalui akun X resminya, @islah_bahrawi, pada Kamis, 2 Januari 2025, Islah menyampaikan pandangannya mengenai perilaku para pendukung Jokowi yang menurutnya memiliki pola serupa dengan pemuja tokoh-tokoh lainnya seperti Lenin atau David Koresh.
"Para pemuja Jokowi, Lenin, David Koresh atau Bahar Smith, sebenarnya sama, obyeknya saja yang berbeda," tulis Islah dalam cuitannya.
Islah menjelaskan lebih lanjut bahwa para pendukung ini cenderung melihat sosok yang dipujanya sebagai figur yang tidak mungkin melakukan kesalahan.
Ia menyebut bahwa segala kebohongan atau kesalahan dari figur tersebut sering kali dibenarkan atau dimaklumi oleh para pendukungnya.
"Mereka (pemuja Jokowi) meyakini 'berhalanya' tidak mungkin punya salah dan dosa. Kebohongannya dibenarkan, kesalahannya dimaklumi, kejahatan apapun tetap berkesan terhormat," lanjut Islah.
Dalam pandangannya, dialog rasional menjadi hal yang mustahil dilakukan dengan kelompok ini.
"Percuma saja bicara konsensus rasional dengan mereka (pemuja Jokowi ). Fakta seterang apapun tidak akan dijangkau akal sehat," tambahnya.
Pernyataan Islah Bahrawi ini semakin menarik perhatian karena ia mengakui bahwa dirinya pernah mendukung Jokowi, tetapi kini mengklaim telah sadar dan mengubah pandangannya.
"Alhamdulillah saya sudah sadar, meski agak terlambat," tulis Islah dalam cuitan penutupnya.
Pernyataan ini memicu beragam tanggapan dari warganet yang sebagian besar menyatakan dukungan terhadap pandangan Islah.
Salah satu tanggapan datang dari akun @sen*** yang menulis, "Lebih Baik Sadar TerLambat,. Daripada ikut TerSesat.!"
Komentar serupa juga disampaikan oleh akun @dum***, "Setuju bung @islah_bahrawi. Terus maju dengan akal sehat."
Akun lain, @sch***, menambahkan pandangannya tentang fenomena pemujaan terhadap tokoh tertentu. "Secara alam bawah sadar, apapun yang dilakukan pujaannya adalah baik dan benar, karena otaknya sudah tercuci," tulisnya.
Pernyataan Islah Bahrawi ini memicu diskusi di media sosial mengenai fenomena fanatisme buta terhadap tokoh-tokoh tertentu.
Banyak yang setuju bahwa pemujaan berlebihan dapat mengaburkan logika dan rasionalitas, sementara yang lain menilai bahwa pernyataan Islah sendiri terkesan terlalu menyamaratakan pendukung Jokowi. (*/Risco)