ARTICLE AD BOX
Nasional, gemasulawesi - Kasus dugaan suap dalam pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI kembali menjadi sorotan setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merilis pembaruan Daftar Pencarian Orang (DPO) Harun Masiku.
Nama Harun mencuat pada awal 2020 ketika diduga menyuap Wahyu Setiawan, mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Meski sudah hampir empat tahun berlalu, Harun masih belum tertangkap dan terus menjadi buronan prioritas KPK.
Dalam pembaruan DPO kali ini, KPK menyertakan empat foto terbaru Harun Masiku.
Foto-foto tersebut memperlihatkan wajah Harun dari berbagai sudut, termasuk tampak depan, samping kiri, dan samping kanan.
Menurut Juru Bicara KPK, Tessa Mahardhika Sugiarto, langkah ini dilakukan untuk mempermudah identifikasi Harun oleh masyarakat.
"Foto terbaru ini adalah bagian dari upaya mempercepat penangkapan tersangka," ujar Tessa dalam keterangan resminya, Jumat, 6 Desember 2024.
Selain foto, surat DPO juga memuat data pribadi Harun, mulai dari nama, tempat tanggal lahir, alamat sesuai KTP, hingga nomor Induk Kependudukan (NIK) dan nomor paspor.
Ciri-ciri fisik Harun pun dijabarkan dengan detail, di antaranya tinggi badan 172 cm, kulit sawo matang, tubuh kurus, dan rambut hitam.
Harun juga dikenal memiliki suara sengau dan logat khas Toraja atau Bugis, serta sering mengenakan kacamata.
Harun diduga terlibat dalam upaya menyuap Wahyu Setiawan untuk meloloskan dirinya sebagai anggota DPR melalui mekanisme PAW.
Suap tersebut mencoreng kredibilitas proses demokrasi dan mengungkap adanya praktik ilegal dalam pergantian anggota parlemen.
Kasus ini pun menjadi salah satu skandal besar yang menyorot integritas pejabat publik di Indonesia.
KPK terus berupaya menangkap Harun dengan berbagai strategi, termasuk bekerja sama dengan aparat penegak hukum lain.
Harun diketahui sempat diduga kabur ke luar negeri, meskipun KPK belum dapat mengonfirmasi lokasi pastinya.
Pembaruan DPO ini diharapkan dapat menggerakkan masyarakat untuk memberikan informasi terkait keberadaan Harun.
Langkah KPK ini menegaskan komitmen lembaga antikorupsi dalam menuntaskan kasus besar yang melibatkan suap dan kekuasaan.
Penangkapan Harun Masiku tidak hanya menjadi bentuk pertanggungjawaban hukum, tetapi juga langkah nyata untuk menciptakan sistem politik yang lebih bersih dan transparan.
Masyarakat pun diimbau untuk melaporkan informasi apa pun yang dapat membantu proses penangkapan buronan ini. (*/Shofia)