ARTICLE AD BOX
Bogor, gemasulawesi - Bentrok antar dua kelompok suporter sepakbola di Indonesia kembali menghebohkan publik tanah air.
Insiden ini terjadi di rest area KM 21 tol Jagorawi, Bogor, Jawa Barat, pada Minggu malam, 12 Januari 2025, setelah pertandingan sepak bola antara Persita Tangerang dan PSIS Semarang di Stadion Pakansari.
Menurut Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro, bentrokan ini bermula ketika kelompok suporter PSIS Semarang, yang sebelumnya tidak diizinkan masuk ke stadion sesuai aturan, dikawal keluar hingga ke pintu Tol Jagorawi.
Namun, alih-alih langsung kembali ke Semarang, para suporter ini berhenti di rest area KM 21 sekitar pukul 15.00 WIB untuk menunggu makanan.
Sementara, pada sekira pukul 18.49 WIB, terdapat suporter Persita Tangerang melewati rest area tersebut sehingga berpapasan dengan suporter PSIS Semarang.
Pertemuan ini akhirnya memicu bentrokan fisik yang melibatkan kedua kubu.
Dalam video yang diunggah ulang oleh akun Instagram @infojawabarat, terlihat suasana di rest area KM 21 berubah menjadi kacau dengan kerumunan suporter yang saling bentrok dan suara petasan yang terdengar terlinga.
Sejumlah kendaraan di lokasi dilaporkan mengalami kerusakan akibat insiden ini. Diketahui juga ada empat orang mengalami luka-luka akibat kejadian ini.
Sebagai respons atas insiden ini, pihak kepolisian mengamankan 103 orang yang diduga merupakan suporter PSIS Semarang untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut di Polres Bogor.
Bentrokan ini kembali menuai keprihatinan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat yang mempertanyakan esensi sebenarnya dari mendukung klub sepak bola.
Salah satu warganet dengan akun @ude*** menyampaikan kritik pedas, "Sampe segitunya belain bola… kalau meninggal yang ditanya itu siapa Tuhanmu, bukan siapa klub bola mu."
Di sisi lain, seorang warganet lain yang berada di lokasi turut menceritakan pengalaman tak menyenangkan saat kejadian berlangsung.
"Tadi sempet kejebak di rest area ini… chaos plus bunyi petasan," tulis akun @fan***.
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa sepak bola seharusnya menjadi ajang hiburan dan ajang sportivitas, bukan alasan untuk memicu konflik.
Banyak pihak berharap agar insiden serupa tidak kembali terulang, dengan berbagai langkah pencegahan yang lebih tegas dari pihak berwenang serta peningkatan kesadaran dari para suporter untuk menjaga kedamaian dalam mendukung tim kebanggaannya. (*/Risco)