Batalyon Tulkarem Sebut Telah Meledakkan Buldozer Militer Penjajah Israel dengan Alat Peledak di Kamp Pengungsi Nur Shams

1 week ago 1
ARTICLE AD BOX

Internasional, gemasulawesi – Batalyon Tulkarem dari Brigade Al-Quds, sayap bersenjata Jihad Islam Palestina, menyampaikan telah meledakkan buldozer militer penjajah Israel menggunakan alat peledak di Kamp Pengungsi Nur Shams.

Batalyon Tulkarem juga menyampaikan pada tanggal 9 Janauri 2025 waktu setempat bahwa mereka menembaki pasukan penjajah Israel dengan tembakan gencar yang menyerbu kamp tersebut dekat Tulkarem di Tepi Barat dan memastikan serangan terkonfirmasi.

Diketahui sejauh ini belum ada korban yang dilaporkan dan militer penjajah Israel belum mengakui serangan itu.

Sementara itu, tentara penjajah Israel mengklaim telah mengambil jenazah seorang sandera selama operasi di Rafah di Jalur Gaza selatan.

Baca Juga:
Qatar Kutuk Penerbitan Peta oleh Penjajah Israel yang Mengklaim Wilayah Arab

“Pasukan kami melakukan koordinasi dengan Dinas Keamanan Umum atau Shin Bet berhasil mengambil jenazah Youssef Ziyadne dari dalam terowongan di Rafah di hari Selasa, 7 Januari 2025,” kata militer.

Mereka menambahkan Ziyadne dibawa oleh Hamas di tanggal 7 Oktober 2023 dan dibunuh ketika ditawan tanpa memberikan perincian tentang bagaimana dia dibunuh.

Militer juga mencatat sebagai bagian dari operasi penyelamatan, bukti terkait putra Youssef, Hamza Ziyadne, ditemukan sehingga menimbulkan kekhawatiran serius tentang nasibnya.

Dalam perkembangan terkait, media penjajah Israel melaporkan jasad Youssef Ziyadne ditemukan bersama beberapa jasad pria bersenjata yang ditugaskan untuk menjaganya yang menunjukkan dia mungkin tewas dalam serangan udara penjajah Israel.

Baca Juga:
Rumah Sakit Nasser di Khan Younis Ditutup Sebagian Karena Kekurangan Bahan Bakar

Sementara itu, Gedung Putih menegaskan penjajah Israel tidak melakukan genosida di Jalur Gaza.

Wartawan bertanya kepada Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengapa Amerika Serikat telah memastikan terjadinya genosida di Sudan, sementara menolak melakukan hal yang sama di Jalur Gaza.

Dia mengatakan meski jumlah korban tewas di Jalur Gaza sangat tinggi dan terdapat terlalu banyak korban sipil, pemerintahan Biden tidak yakin penjajah Israel melakukan genosida di wilayah Palestina.

Di sisi lain, jumlah korban tewas akibat perang di Jalur Gaza telah mencapai 46.006 warga Palestina sejak perang meletus di tanggal 7 Oktober 2023. (*/Mey)

Read Entire Article