ARTICLE AD BOX
Internasional, gemasulawesi – Tahanan Palestina yang bernama Nasser Abu Sorour dan sepupunya Mahmoud Abu Sorour telah memasuki tahun ke-33 di penjara penjajah Israel.
Keduanya diketahui telah menjalani hukuman seumur hidup sejak penangkapan mereka di tahun 1993 lalu.
Menurut laporan pada tanggal 6 Januari 2025 waktu setempat, dalam sebuah pernyataan yang dirilis, Klub Tahanan Palestina melaporkan Nasser ditangkap di tanggal 4 Januari 1993 sementara Mahmoud ditahan keesokan harinya.
Keduanya kemudian dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Baca Juga:
5 Guru Palestina Terluka Akibat Ditabrak Kendaraan Militer Penjajah Israel di Tepi Barat
Pernyataan itu menyoroti bahwa Mahmoud kehilangan kedua orang tuanya selama masa penahanannya dan tidak diizinkan menghadiri pemakaman mereka atau melihat mereka sebelum kematian mereka.
“Selama masa penahanan, dia telah meraih gelar sarjana dalam ilmu politik dan gelar master,” ujar pernyataan itu.
Ayah Nasser juga meninggal selama masa penahanannya. Ibunya yang telah tua dan menderita penyakit kronis terus mengunjunginya secara teratur.
Seperti sepupunya, Nasser menempuh pendidikan di penjara dan memperoleh gelar sarjana dan magister dalam ilmu politik.
Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Serbu Kota Meithalun di Tepi Barat, Picu Bentrokan dengan Pejuang Palestina
Selain prestasi akademiknya, Nasser juga menerbitkan kumpulan puisi yang berjudul On Prison and Other Things dan novel dengan judul The Story of a Wall yang masuk ke dalam daftar pendek Dar Al-Adab untuk Penghargaan Buku Arab di tahun 2023.
Dia juga telah menerima beberapa penghargaan sastra Arab dan internasional.
Kelompok hak asasi tahanan mencatat para sepupu itu termasuk di antara 21 warga Palestina yang telah ditahan penjajah Israel sejak sebelum Perjanjian Oslo 1993.
Di sisi lain, puluhan warga penjajah Israel melakukan demonstrasi di luar markas besar Kementerian Pertahanan di Tel Aviv untuk mengutuk perang penjajah Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Baca Juga:
Pemukim Penjajah Israel Melemparkan Batu ke Arah Pekerja Pertanian di Dekat Ramallah Tepi Barat
“Pembunuh anak-anak,” teriak para pengunjuk rasa ketika tentara memasuki Pangkalan Kriya, yang merupakan tempat markas besar Kementerian Pertahanan.
Protes tersebut terjadi di tengah meningkatnya kemarahan atas perang genosida penjajah Israel di Jalur Gaza sejak serangan Hamas di tanggal 7 Oktober 2023 meski ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera. (*/Mey)