ARTICLE AD BOX
Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, di sebelah barat laut Kota Gaza, 1 keluarga masih hilang dan terjebak di bawah reruntuhan pada tanggal 5 Januari 2025 waktu setempat.
Pertahanan sipil berusaha semaksimal mungkin untuk mengeluarkan jenazah dari bawah reruntuhan tetapi hanya 4 anggota keluarga yang berhasil diselamatkan.
“Diperkirakan ada sedikitnya 15 anggota keluarga dalam 1 keluarga di bawah bangunan 3 lantai yang rata dengan tanah,” ujar laporan tersebut.
Serangan berulang ini, yang disengaja terhadap keluarga, terus terjadi, menyebabkan lebih banyak tragedi di kalangan warga Palestina.
Baca Juga:
Seorang Dokter Gaza Kembali Bekerja setelah Diamputasi Menyusul Serangan Penjajah Israel
Di sisi lain, beberapa hari terakhir mengingatkan pada hari-hari awal perang genosida di Jalur Gaza.
Lebih dari 200 orang telah tewas dalam 3 hari terakhir akibat serangan yang terus berlanjut terhadap bangunan tempat tinggal, terhadap kelompok orang yang berkumpul di jalan, di pasar atau di dalam tempat penampungan mereka.
Sebelumnya, lebih dari 60 orang tewas. Ini bertentantan dengan pernyataan penjajah Israel yang mengklaim target mereka adalah anggota Hamas.
Semua orang melihat wanita dan anak-anak menjadi korban paling banyak.
Baca Juga:
Brigade Al-Qassam Umumkan Menargetkan dan Menghancurkan 5 Tank Penjajah Israel di Jalur Gaza Utara
Selain itu, pasukan penjajah Israel juga menyerang sekelompok orang di depan pusat evakuasi di Kamp Pengungsi Bureij yang merupakan sekolah UNRWA yang sedang membeli makana malam di toko falafel atau membeli minuman.
Serangan pesawat tak berawak itu menewaskan 4 orang dan melukai banyak orang lainnya.
Rumah sakit juga kewalahan. Di unit gawat darurat Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa, orang-orang ditinggalkan di lantai dan yang lainnya menunggu untuk dimasukkan ke ruang operasi.
Saat giliran mereka tiba, semuanya telah terlambat, mereka telah kehabisan darah. Luka bakar yang diderita cukup parah dan tidak ada obat pereda nyeri yang tersedia di rumah sakit.
Kematian yang senyap juga terjadi. Dalam beberapa pekan terakhir, karena serangan yang terus berlangsung, orang-orang meninggal secara diam-diam dikarenakan kurangnya pasokan medis. (*/Mey)