ARTICLE AD BOX
Jakarta, Gizmologi – Tools for Humanity, perancang dan pengembang World akhirnya buka suara terkait data iris mata yang dikumpulkan dan uang sebagai imbalan. Platform World pun sudah dihentikan sementara layanannya oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) sejak Minggu, (4/5).
Saat ini, World tengah mencari kejelasan terkait persyaratan izin dan lisensi yang relevan. Tools for Humanity mencoba untuk menciptakan dialog konstruktif agar perizinan kepada pemerintah bisa di tindak lanjuti.
“Kami berharap dapat terus melanjutkan dialog konstruktif dan suportif yang telah terjalin selama setahun terakhir dengan pihak pemerintah terkait. Jika terdapat kekurangan atau kesalahpahaman terkait perizinan kami, kami tentu akan menindaklanjutinya,” ujar Tools for Humanity dari sebuah rilis yang diterima oleh Gizmologi, (5/5).
Baca Juga: Apa Itu World App, Bikin Heboh Scan Retina Barter Uang yang Diblokir Komdigi
Tools for Humanity Tekankan Keamanan World untuk Masyarakat

Menurut Tools for Humanity dalam pernyataannya, teknologi baru sering disambut dengan skeptisisme (ketidakpercayaan) dan kekhawatiran sebelum akhirnya diterima oleh masyarakat luas. Seperti halnya perangkat gadget yang sudah banyak digunakan oleh banyak orang.
Dengan hadirnya ponsel, mobil atau komputer, seiring waktu masyarakat akan menerima dan merasakan manfaatnya. Oleh karena itu, TFH percaya bahwa teknologi yang mereka miliki harus diperkenalkan secara hati-hati.
”Hal ini yang menjadi alasan Tools for Humanity (TFH), sebagai perusahaan yang membangun protokol World, sangat berhati-hati dalam memperkenalkan World di Indonesia. Kami melakukan diskusi yang berkelanjutan dan mendalam dengan pemerintah, memastikan kepatuhan terhadap seluruh regulasi yang berlaku, serta menginformasi masyarakat melalui konferensi pers, acara publik, dan kampanye edukatif sebelum meluncurkan layanan kami,” jelas perusahaan.

”Perlu kami tegaskan kembali bahwa kami memanfaatkan teknologi untuk memverifikasi keunikan individu di era AI, terlebih ketika misinformasi dan disinformasi, termasuk pencurian identitas dan deep fake, merajalela,” lanjutnya.
Kejadian mengenai viralnya banyak orang yang mengantri untuk scan iris mata ini dikatakan bukan untuk mengambil data, melainkan TFH tidak menyimpan data. TFH memberikan kendali data tersebut kepada sang pengguna, tidak dapat diakses oleh World maupun perusahaan.
”Proses ini dilakukan tanpa menyimpan data pribadi siapa pun, dan sebaliknya, kami menyerahkan kendali penuh atas informasi tersebut kepada sang pengguna. Informasi ini tidak dapat diakses oleh World maupun pihak kontributor seperti Tools for Humanity,” terangnya.
World App Viral Ciptakan Keramaian Scan Retina Barter Uang

Di X ada akun yang membagikan keramaian antrian di kantor World yang berlokasi di Narogong, Bekasi Timur, (2/5). Kebanyakan yang mengantri ialah driver ojek online untuk mendapatkan uang kisaran Rp200 ribu hingga Rp800 ribu.
Mereka mengantri untuk scan iris mata yang digunakan untuk membuat akun WorldID di World App. Untuk mendapatkan WorldID ini, pengguna harus scan iris mata pakai alat khusus (Orb) yang lokasinya bisa ditentukan di aplikasi. Bagi pengguna yang sudah scan retina atau iris mata ini bisa mendapat token WLD yang bisa disimpan atau dipakai di aplikasi World App.
Artikel berjudul Tools for Humanity Beri Tanggapan Terkait Izin World di Indonesia yang ditulis oleh Zihan Fajrin pertama kali tampil di Gizmologi.id