Teman Satu Sekolah Dikeroyok, Dituduh Sebarkan Video Rokok di Toilet Sekolah

2 hours ago 2
ARTICLE AD BOX
DENPASAR, NusaBali
Tiga siswa salah satu SMK Negeri di Denpasar masing-masing berinisial SA, RE, INA keroyok teman satu sekolah berinisial AANDP, 16. Peristiwa kekerasan itu terjadi di Jalan Mertasari V, Banjar Mergaya, Desa Pemecutan Klod, Kecamatan Denpasar Barat saat mereka pulang sekolah, pada Kamis (15/5) siang. Setelah diproses, pihak sekolah memutuskan pelaku SA dikeluarkan dari sekolah. 

Awal mula kasus ini sebenarnya terjadi di sekolah. Pada kamis siang beredar video di grup guru BK yang memperlihatkan para pelaku rokok di toilet sekolah. Akibatnya, semua siswa yang terekam dalam video itu dipanggil untuk diberi pembinaan. 

Nah, usai diberi pembinaan, ketiga pelaku curiga kalau yang menyebarkan video itu adalah korban. Saat pulang sekolah para pelaku mengajak korban bertemu di Jalan Mertasari (TKP). Sampai di sana, para pelaku menanyakan korban bernada tuduhan. Mengapa menyebarkan video saat mereka rokok kepada guru di sekolah. Korban mengatakan dirinya tidak ada menyebarkan video. 

"Mendapat jawaban demikian ternyata tidak membuat para pelaku puas. Malah mereka emosi dan memukulnya. Mereka menendang dan meninju korban," ungkap Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi dikonfirmasi, pada Jumat (16/5). 

Pada saat para pelaku memukul korban, sebenarnya ada teman lainnya di sana. Sayangnya, mereka tidak berusaha melerai selain hanya menonton. Peristiwa itu direkam videonya dan disebarkan ke media sosial hingga viral. 

Vidoe viral itu langsung direspons polisi dan pihak sekolah. Aparat Polsek Denpasar Barat melakukan penelusuran hingga akhirnya semua pihak, baik korban, pelaku, hingga sekolah dipertemukan di sekolah. 

"Cerita dari guru BK, benar ada siswa, termasuk para pelaku diberi pembinaan karena rokok di toilet sekolah. Mereka diketahui rokok setelah guru BK melihat sebuah video. Guru BK kaget, sore hari beredar video siswa mereka melakukan kekerasan," beber AKP Sukadi. 

Sekolah langsung gerak cepat memanggil semua pihak untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kedua belah pihak sepakat untuk damai, namun biaya pengobatan dibebankan kepada para pelaku. Melalui kesempatan itu kepala sekolah meminta orang tua murid untuk mengawasi anak-anak di luar jam sekolah. 

"Sangat disayangkan peristiwa itu terjadi. Peristiwanya di luar Sekolah, namun mereka masih mengenakan pakaian seragam sekolah. Setelah dimediasi baik korban maupun pelaku sepakat untuk damai," pungkasnya.7 cr80
Read Entire Article