ARTICLE AD BOX
Internasional, gemasulawesi – Seorang jurnalis foto Palestina terluka setelah ditembak oleh pasukan penjajah Israel ketika dia meliput agresi militer yang sedang berlangsung di Qabatiya, sebelah selatan Jenin di Tepi Barat yang diduduki.
Sumber melaporkan juru kamera TV yang bernama Rabie Al-Munir terluka oleh tembakan pendudukan penjajah Israel di perut ketika meliput penyerbuan pendudukan terhadap Qabatiya, selatan Jenin.
“Kru kami menangani luka tembak di perut di Qabatiya dan dia dipindahkan ke rumah sakit,” kata Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina.
Baca Juga:
2 Warga Palestina Lansia Meninggal saat Menunggu di Pos Pemeriksaan Penjajah Israel Jalur Gaza Utara
Di sisi lain, seorang jurnalis Palestina dan seorang reporter penjajah Israel menerima penghargaan atas fokus mereka pada praktik pemukiman penjajah Israel di Tepi Barat yang diduduki.
Hal tersebut dilaporkan disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Prancis.
Kementerian mengumumkan bahwa Penghargaan Anna Politkovskaya-Arman Solidin kedua untuk Keberanian dalam Jurnalisme diberikan kepada warga Palestina, Basel Adra, dan Yuval Abraham, dari penjajah Israel.
Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Menyerbu Kamp Tulkarem di Tepi Barat dan Meratakan Jalan-Jalannya
Penghargaan itu, yang diluncurkan oleh Prancis tahun lalu, memberi penghormatan kepada jurnalis Rusia, Anna Politkovskaya, yang membayar dengan nyawanya untuk penyelidikan terhadap Perang Chechnya, dan reporter Prancis-Bosnia, Arman Solidin, yang karyanya difokuskan pada perang Rusia di Ukraina.
“Prancis terus mengecam kondisi berbahaya yang dialami oleh banyak jurnalis dalam menjalankan profesinya dan penangkapan sewenang-wenang yang terkadang menimpa mereka,” ucap Kementerian dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan itu mencatat bahwa Prancis menegaskan kembali komitmennnya yang tidak pernah gagal terhadap kebebasan media dan pelaksanaan jurnalisme tanpa hambatan di seluruh dunia.
Baca Juga:
Perdana Menteri Netanyahu Dilaporkan Memecat Menteri Pertahanan Penjajah Israel Yoav Gallant
Adra dan Abraham termasuk di antara 4 orang yang menyutradarai film dokumenter tahun 2024, No Other Land, tentang pembongkaran paksa di Palestina.
Sementara itu, Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah atau IFRC meluncurkan permohonan darurat sebesar 80 juta Franc Swiss untuk mengatasi dampak kemanusiaan yang besar akibat permusuhan di Lebanon di tengah serangan penjajah Israel yang sedang berlangsung. (*/Mey)