ARTICLE AD BOX
Gorontalo, gemasulawesi – Bele Mo’o Sehati atau rumah pemulihan gizi menjadi strategi penanganan stunting Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dan dapat menjadi pelayanan satu kali selesai atau one stop service.
Hal tersebut disampaikan oleh Rudy Salahuddin, yang merupakan Pj Gubernur Gorontalo, setelah meluncurkan Bele Mo’o Sehati di Puskesmas Tilango, Desa Tabumela, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo.
Rudy Salahuddin menyatakan adanya rumah pemulihan gizi di Desa Tabumela dapat dibarengi dengan program makan bergizi gratis sehingga upaya dalam menciptakan generasi sehat dan juga berkualitas dapat dilakukan dengan cepat.
“Kita lihat anak-anak yang ada di sini mungkin umurnya 4 hingga 5 tahun,” katanya.
Dia menyampaikan generasi emas pada tahun 2045 mendatang berarti umur mereka berada pada umur angkatan kerja atau 25 tahun.
“Jika kita tidak bina dari sekarang, mereka akan jauh tertinggal, nanti di provinsi lain lebih maju, Provinsi Gorontalo akan tertinggal,” ucapnya.
Dikutip dari Antara, dia menilai perlu adanya kerja sama untuk menciptakan generasi emas yang akan datang.
Jika tidak dibina dan diintervensi dari sekarang, maka Gorontalo tidak dapat menciptakan SDM yang berkualitas dan akan tertinggal dari daerah-daerah lain.
Dia juga akan berupaya bersama pemerintah provinsi untuk terus mendorong intervensi tersebut.
Anang S. Otoluwa, yang merupakan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, menyatakan Bele Mo’o Sehati sebelumnya telah dilaksanakan di Bone Bolango dan Kota Gorontalo.
Untuk selanjutnya akan dilaksanakan di Kabupaten Boalemo, Gorontalo Utara, dan Pohuwato.
Dia mengatakan prevalensi stunting di Desa Tabumela ini 27 persen.
Baca Juga:
Seorang Wanita di Jakarta Pusat Jadi Korban Penjambretan, iPhone 13 Raib, Polisi Buru Pelaku
“Jadi, terima kasih kepada teman-teman di puskesmas yang telah melakukan pengukuran dengan baik di tempat lain biasa yang mereka dapatkan Cuma 5,6 persen, di sini mereka mendapatkan 27 persen, dan itu menandakan teman-teman di lapangan di puskesmas telah bisa melakukan pengukuran dengan baik,” ungkapnya.
Di Kabupaten Gorontalo, strategi ini akan menyasar anak-anak balita sebanyak 76 sasaran sesuai dengan data yang ada dan pada pelaksanaannya nantinya akan didukung oleh lintas program, lintas sektor terkait hingga swasta. (Antara)