Ritual Unik Saat Usaba Dalem Pura Dalem Desa Adat Nyuhtebel, Manggis, Karangasem

13 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
AMLAPURA, NusaBali
Usaba Dalem di Pura Dalem Desa Adat Nyuhtebel, Kecamatan Manggis, Karangasem yang jatuh bertepatan Tilem Kadasa, Redite Wage Kuningan, Minggu (27/4) ditandai dengan persembahan 41 godel (anak sapi). Krama setempat menyebut persembahan ini dengan Bulu Miik merupakan persembahan krama kepada Ida Bhatara Dalem.

Usaba Dalem sendiri digelar setahun sekali. Pamaden atau Petajuh Desa Adat Nyuhtebel Jro Mangku Sumardika saat ditemui di Pura Dalem Nyuhtebel di Banjar Adat Karanganyar, Desa Adat Nyuhtebel, Kecamatan Manggis, Karangasem, Minggu kemarin mengatakan persembahan godel ke Pura Dalem sesuai keyakinan krama setempat bertujuan untuk naurin (membayar) ‘utang’ niskala leluhurnya. 

Sesuai bhisama, krama yang telah meninggal dan telah diupacarai mulai dari ngaben, ngeroras hingga ngalinggihang, pratisentananya (keturunannya) wajib menggelar upacara dengan mempersembahkan godel ke Pura Dalem. Krama yang membayar utang niskala ini rata-rata setelah mereka mendapatkan firasat kurang baik, seperti tiba-tiba menderita sakit tanpa sebab, mengalami kecelakaan atau mengalami kejadian aneh lainnya. 

Setelah diwacakang terungkap bahwa keluarga perlu membayar utang niskala untuk sang leluhur. Membayar utang niskala ini dibagi tiga tahap, yakni utang niskala yang dibayar pertama disebut nyebel, utang niskala dibayar yang kedua kalinya disebut nyelosin dan utang niskala dibayar yang ketiga disebut pemutus. Setelah tiga kali melakukan ritual itu, barulah utang tersebut dianggap tuntas. Upacara persembahan pada Usaba Dalem, Minggu kemarin berjumlah 12 godel, disusul pada Anggara Umanis Kuningan, Selasa (29/4) sebanyak 15 godel, dan Buda Paing Kuningan, Rabu (30/4) sebanyak 14 godel. Sehingga total sebanyak 41 godel yang dipersembahkan. 

Jro Mangku Sumardika –NANTRA 

Sebanyak 41 persembahan godel itu berasal dari krama di 5 tempek dan 1 godel dari Desa Adat Nyuhtebel. Desa Adat Nyuhtebel sendiri mewilayahi 3 banjar adat, yakni Banjar Adat Karanganyar, Banjar Adat Tauman dan Banjar Adat Tengah. Menurut Jro Mangku Sumardika prosesi persembahan dimulai pukul 13.00 Wita, krama membawa godelnya ke jaba Pura Dalem lalu ditambatkan di batang pohon yang diberi nama penegulan. Selanjutnya krama nedunang Ida Bhatara dari Pura Pasimpenan kairing ke Pura Dalem. Prosesi ritual ini diantarkan Jro Mangku Kedel, Pamangku di Pura Dalem Nyuhtebel. Selanjutnya krama yang hendak ngaturang godel terlebih dahulu ngaturang banten suci, panyeneng dan peneduh serta babi guling di Pura Linggih Ida Bhatara Nini lalu prosesi ngaturang godel.

Saat prosesi memotong godel yang telah dipersembahkan, krama yang memotong godel adalah Penganteb (krama dengan ciri khas tanpa kenakan busana atas) menggunakan keris.

Selanjutnya kepala godel yang telah dipotong dipersembahkan ke Pura Dalem, sisanya diolah krama pemilik godel. "Sembilan hari sebelum ngaturang godel, krama tersebut wajib menggelar upacara ngaturang (mempersembahkan) gendar (bubur) ke Pura Linggih Ida Bhatara Nyepel," kata Jro Mangku Sumardika. Salah satu krama, I Ketut Ruta dari Banjar Adat Tauman mengatakan dirinya ngaturang godel untuk membayar utang niskala leluhurnya dengan seekor godel yang dibelinya seharga Rp 6,1 juta. 7 k16
Read Entire Article