4 weeks ago
4
ARTICLE AD BOX
Upacara ini merupakan rangkaian awal dari Karya Maligia Punggel yang akan digelar Puri Agung Bangli, puncaknya pada Saniscara Pahing Kelawu, Sabtu, 23 Agustus 2025.
Prosesi upacara Pemiut dimulai dengan pelaksanaan Pacaruan Manca Sata di lokasi yang akan dijadikan Payadnyan (genah suci) di Sumanggen Puri Agung Bangli. Upacara dipuput Ida Pedanda Gede Satwika Putra Keniten dari Griya Gede Kediri, Tegalalang, Bangli, sekaligus sebagai Yajamana Karya.
Selain itu, upacara ini disaksikan Ida Pedanda Istri Agung dari Griya Manuaba Giri Jati Soetha Sentana Bukit Bangli. Ida Pedanda Istri ini juga sekaligus sebagai Tapini.
Manggala Karya Maligia Pungel Puri Agung Bangli Anak Agung/AA Gde Putra Wiraguna menjelaskan upacara Pemiut bertujuan pembersihan sakala - niskala lokasi payadnyan sebagai awal dari rangkaian karya Maligia Punggel. "Selain untuk membersihkan atau penyucian lokasi karya. Yang terpenting adalah untuk penyucian hati dan pikiran bagi warga yang akan melaksanakan karya Meligia Pungel supaya lebih fokus dalam menyukseskan bersama-sama setiap tahapan dan rangkaian karya tersebut," ujar AA Gde Putra Wiraguna.
Dikatakan, dalam upacara pemiut dilaksanakan pecaruan dan nyikut karang pada lokasi karya nanti yakni di Sumanggen Puri Agung Bangli. Selanjutnya pembangunan berbagai sarana penunjang karya (Payadnyan) "Upacara ini juga merupakan tonggak awal untuk menjalankan prosesi karya suci. Untuk itu, pikiran, perkataan dan prilaku kita dalam menjalankan karya ini sampai akhir harus dijaga kesucianya," lanjut Agung Wiraguna yang juga Ketua Maha Gotra Tirta Harum (MGTH). Pelaksanaan Maligia Punggel Puri Agung Bangli tahun 2025 dilaksanakan setelah 8 tahun pelaksanaan Maligia Punggel pada tahun 2017 lalu di lokasi yang sama. Saat ini, tercatat sebanyak 53 Puspa yang akan ikut dalam Maligia Punggel.
Upacara Maligia, Mukur, dan Ngeroras sendiri memiliki makna yang sama, yaitu agar Amor Ring Acintya, mengembalikan Sang Hyang Atma atau Hyang Pitara kepada Brahman.7k17
English (US) 