Penembakan Penjajah Israel Tewaskan Kakek Ikonik Gaza yang Bernama Khaled Nabhan

1 month ago 2
ARTICLE AD BOX

Internasional, gemasulawesi – Penembakan penjajah Israel di Jalur Gaza telah menewaskan Khaled Nabhan, seorang kakek Palestina yang menjadi terkenal setelah sebuah video menunjukkan dia mencium mata cucunya yang terbunuh dan memanggilnya ‘jiwa dari jiwaku’ tahun lalu

Sumber-sumber lokal telah mengonfirmasi Khaled Nabhan, yang dikenal sebagai Abu Diaa, tewas pada hari Senin pagi, tanggal 16 Desember 2024, dalam pemboman penjajah Israel yang menargetkan kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah.

Serangan udara penjajah Israel telah menewaskan cucunya, Reem, dan cucunya Tarek, di bulan November 2023.

Sebuah video viral yang memperlihatkan Nabhan menggendong tubuh Reem yang tidak bernyawa telah ditonton ratusan ribu kali di media sosial dan diliput oleh media berita internasional.

Baca Juga:
2 Tentara Penjajah Israel Ditolak Masuk ke Australia setelah Diminta Mengisi Dokumen tentang Peran dalam Kejahatan Perang

Kesedihannya dianggap sebagai lambang penderitaan yang ditimbulkan oleh pemboman penjajah Israel di wilayah yang terkepung.

Hampir 13 bulan kemudian, pembunuhannya sendiri menunjukkan dampak perang penjajah Israel di Jalur Gaza dan tidak adanya rasa aman di wilayah tersebut.

Sang kakek yang dihormati meninggal dalam serangan penjajah Israel yang menargetkan rumah milik keluarga Abu Hajar.

“Setidaknya 4 orang lainnya tewas dalam pengeboman tersebut, termasuk seorang anak,” ujar kantor berita Palestina Wafa.

Baca Juga:
Brigade Al Qassam Sebut Tentara Penjajah Israel Sengaja Mengebom Lokasi untuk Membunuh Tawanan di dalamnya

Dalam beberapa minggu dan bulan setelah kehilangannya, Nabhan diketahui membantu tim penyelamat dan petugas medis merawat warga Palestina yang terluka, dan khususnya anak-anak, sambil mencoba mengatasi kesedihannya sendiri.

Reem berusia 3 tahun ketika dia dibunuh bersama dengan Tarek yang berusia 5 tahun.

Para aktivis hak-hak Palestina memberikan penghormatan kepada Nabhan pada hari Senin dengan banyak yang mengenang ikatannya dengan Reem dan tindakan amal yang dilakukannya di bulan-bulan setelah dia terbunuh.

Muhammad Shehada, seorang penulis dan analis dari Jalur Gaza, dalam sebuah posting media, mengatakan mereka pertama-tama membunuh cucunya, ‘jiwa dari jiwanya’, lalu mengebom dan sekarang membunuhnya di siang bolong tanpa hukuman.

Baca Juga:
Pemerintah Penjajah Israel Setujui Rencana untuk Tambah Jumlah Pemukim di Dataran Tinggi Golan

“Setelah penjajah Israel membunuh cucunya, dia menghabiskan waktu setahun menyebarkan harapan, membantu mereka yang membutuhkan, membagikan makanan kepada anak-anak dan anak kucing yang kelaparan, dan juga menghargai setiap momen yang dapat dia lalui bersama dengan ibunya,” pungkasnya. (*/Mey)

Read Entire Article