ARTICLE AD BOX
Internasional, gemasulawesi – Pemukim Yahudi ekstremis memasang kawat berduri dan tanda-tanda di sekitar rumah-rumah Palestina di daerah Ein Al-Hilweh di Lembah Yordan utara kemarin, tanggal 5 Desember 2024 waktu setempat.
Peristiwa tersebut disampaikan oleh Pusat Informasi Palestina.
“Sekitar 30 orang pemukim memasang tanda dan kawat berduri di sekitar rumah-rumah penduduk Desa Ein Al-Hilweh sebagai langkah awal untuk merebut daerah itu dan menggusur penduduk setempat,” kata sumber-sumber lokal.
Baca Juga:
Hamas Terima Usulan Mesir untuk Membentuk Komite Gabungan Palestina guna Mengelola Gaza Pasca Perang
Sumber itu menyampaikan 12 keluarga yang tinggal di daerah Ein Al-Hilweh terancam diusir dari rumah mereka.
Otoritas pendudukan penjajah Israel dalam beberapa bulan terakhir mulai memisahkan komunitas Palestina di Lembah Yordan utara satu sama lain dan memberikan lampu hijau untuk para pemukim untuk merebut dan memagari sebagian besar tanah di wilayah itu, terutama di sebelah barat Jalan 60.
Di sisi lain, sekitar 441 staf akademik di Universitas Ibrani Yerusalem menandatangani petisi yang menentang keputusan administrasi universitas untuk memberikan gelar doktor kehormatan kepada Presiden penjajah Israel, Isaac Herzog, dengan menekankan Herzog tidak pantas mendapatkan kehormatan tetapi kritik atas sikap lunaknya selama perang di Jalur Gaza.
Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Dilaporkan Menyerbu dan Melepaskan Tembakan ke dalam RS Turki di Tepi Barat
“Kami, pihak yang bertanda tangan di bawah ini, anggota staf akademik senior di Universitas Ibrani, dengan tegas menentang niat administrasi universitas untuk memberikan gelar doktor kehormatan kepada Presiden Negara, Isaac Herzog,” ujar petisi itu.
Menyoroti ‘masa sulit’ yang sedang dialami oleh penjajah Israel, petisi itu menambahkan pemerintah menggagalkan pembebasan tentara yang diculik karena desakannya untuk melanjutkan perang, terus mendorong kudeta terhadap sistem peradilan, dan menolak membentuk komisi penyelidikan resmi atas kegagalan 7 Oktober 2023 dan cara perang tersebut dikelola.
Dijelaskan dalam dokumen tersebut bahwa gelar kehormatan harus menyatakan penghargaan bahwa kandidat telah berbuat banyak untuk kebaikan publik.
“Herzog harus siap membayar harga pribadi, termasuk ancaman pengunduran diri, atas kegagalan pemerintah mengakhiri perang untuk membebaskan para sandera dan membentuk komisi penyelidikan resmi,” ucap para penanda tangan, yang bergabung dengan keluarga tawanan penjajah Israel yang ditahan di Jalur Gaza. (*/Mey)