Mahasiswa Poltekpar Bali Kembangkan Sistem POS Digital di Air Terjun Temesi

6 hours ago 2
ARTICLE AD BOX
Kegiatan tersebut menjadi wujud nyata kontribusi pendidikan vokasi dalam mendukung transformasi digital destinasi wisata berbasis komunitas. Menggunakan pendekatan Project-Based Learning, mahasiswa terlibat langsung mulai dari identifikasi masalah hingga penerapan solusi di lapangan.

Dari hasil observasi dan diskusi dengan pengelola Air Terjun Temesi, para mahasiswa berhasil mengembangkan sistem POS berbasis web yang diberi nama POSTRACK. Sistem ini dirancang untuk mencatat penjualan tiket secara digital, meningkatkan transparansi transaksi, akurasi pelaporan, dan efisiensi administrasi keuangan—menggantikan pencatatan manual yang selama ini digunakan.

Peluncuran sistem ditandai dengan penyerahan resmi POSTRACK dan buku panduan penggunaan kepada pihak pengelola serta Perbekel Temesi, dalam rangkaian acara seminar hasil. Direktur Politeknik Pariwisata Bali, Dr. Drs. Ida Bagus Putu Puja, S.T., M.Kes, secara resmi membuka kegiatan tersebut dengan pemukulan gong.

Koordinator Prodi MAH, Dr. Ni Made Sri Rukmiyati, SE., M.Si., CHE, dalam sambutannya menekankan pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam menyelesaikan persoalan riil di masyarakat. “Tanpa dukungan pemerintah desa dan pengelola objek wisata, kegiatan ini tidak bisa berjalan maksimal. Semoga sistem ini membawa manfaat nyata dalam pengelolaan Air Terjun Temesi secara digital dan berkelanjutan,” ujarnya.

Perbekel Desa Temesi, I Ketut Branayoga, SE, menyampaikan apresiasinya. Ia berharap pendampingan lebih lanjut dapat dilakukan. “Materi yang diberikan sangat menarik dan informatif. Namun, kami berharap ada pelatihan lanjutan untuk lebih memahami teknologi ini,” katanya.

Selain menjembatani dunia akademik dan kebutuhan riil desa wisata, kegiatan ini juga mempertegas peran mahasiswa vokasi sebagai agen perubahan. Sistem POS digital yang dikembangkan mahasiswa diharapkan menjadi model replikasi untuk desa-desa wisata lainnya. Dengan penerapan teknologi, komunitas lokal dapat lebih mandiri dalam pengelolaan potensi wisata, mempercepat administrasi keuangan, serta memperkuat ekosistem pariwisata berbasis masyarakat.

Transformasi digital seperti ini diharapkan tidak berhenti sebagai proyek akademik semata, tetapi menjadi gerakan berkelanjutan menuju kemandirian ekonomi desa wisata di Bali.
Read Entire Article