Hilang Dua Pekan Lebih, Nelayan Jembrana Ditemukan Tinggal Tulang Belulang

1 week ago 4
ARTICLE AD BOX
Korban ditemukan sudah dalam kondisi menjadi tulang belulang atau kerangka di pesisir pantai Perancak, Jembrana, Selasa (8/4). 

Dari informasi, tulang belulang yang sempat dinyatakan sebagai Mr X, itu pertama kali ditemukan oleh seorang warga Perancak bernama Ni Wayan Purnama Wati, 37, pada sekitar pukul 14.00 Wita. Saat itu, Purnama Wati yang kebetulan melintas di pesisir pantai, tepatnya di wilayah Banjar Tibu Kleneng, Perancak, melihat benda aneh yang dicurigai merupakan kerangka manusia. 

Setelah didekati dan ternyata benar kerangka manusia, Purnama Wati yang ketakutan bergegas melapor kepada aparat Desa Perancak. Pihak desa setempat kemudian meneruskan laporan ke aparat kepolisian yang lanjut turun melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan tulang belulang tersebut ke RSUD Negara. 

Dari hasil pemeriksaan petugas Inafis Polres Jembrana bersama dokter, tulang belulang itu berupa kerangka yang terdiri dari bagian tulang punggung, pinggul, paha, serta tulang kaki kanan dan kiri. Kerangka itu mengenakan celana training pendek warna hitam bergaris samping warna merah, tanpa mengenakan celana dalam. 

Pada bagian tubuh yang tertutup celana itu masih terdapat daging, namun juga sudah membusuk. Dari ciri-ciri fisik, kerangka itu diduga berjenis kelamin laki-laki atau Mr X. Tulang kerangka itu sepanjang 135 centimeter (cm), dengan panjang bagian tulang belakang 48 cm, panjang tulang paha atas 36 cm, panjang tulang kaki 38 cm, dan lebar tulang pinggul 24 cm. 

Meski mustahil untuk dikenali, namun tulang belulang itu diyakini adalah Ahmad Baiti. Pihak keluarga pun meyakini itu dari celana yang masih melekat pada tulang belulang tersebut. Karena keluarga sangat yakin dan sudah resmi menandatangani surat pernyataan, dari pihak kepolisian pun telah menyerahkan tulang belulang tersebut kepada keluarga korban, Rabu (9/4). 

Kapolres Jembrana AKBP Endang Tri Purwanto membenarkan bahwa tulang belulang tersebut sudah ada yang mengakui. Pihaknya menyatakan sempat menyarankan keluarga untuk melakukan tes DNA atau tes genetik. Namun dari pihak keluarga lebih memilih agar tulang belulang itu segera diserahkan karena memang sudah yakin bahwa tulang belulang itu adalah keluarga mereka. 

“Keluarga meyakini itu berdasarkan pakaian, tepatnya celana yang terakhir kali dipakai oleh korban. Tentunya kita juga sudah bekerja sama dengan pihak rumah sakit dan memang dari ciri-ciri fisiknya itu adalah Mr atau seorang laki-laki,” ucap AKBP Endang.

Sementara anak almarhum Ahmad Baiti, Sayu Latifa, 34, yang sempat ditemui di RSU Negara, Rabu kemarin, menyatakan bahwa ibunya masih syok dengan kejadian tersebut. Karena merasa sangat syok, dia mengungkapkan ibunya sempat bersikukuh menolak untuk mengakui jasad tersebut.

“Kemungkinan ibu belum bisa menerima kenyataan. Apalagi ditemukan dalam kondisi begitu,” kata Sayu Latifa ditemani suaminya, Hanifan, 38. 

Saat diminta keterangan pihak kepolisian, Sayu Latifa mengatakan, ibunya juga tidak mau mengakui bahwa ayahnya memiliki celana seperti yang ditemukan pada jasad tersebut. Padahal celana itu cukup sering dipakai ayahnya. 

Termasuk ada kesaksian dari salah satu bibinya yang merupakan kakak kandung ayahnya menyatakan pernah mencucikan celana tersebut. “Kalau kami sih sudah yakin kalau itu memang bapak. Kami sudah ikhlas. Mungkin sudah takdir begini,” ucap Sayu Latifa.

Sayu Latifa juga menceritakan bahwa ayahnya sehari-hari tinggal berdua bersama ibunya. Sedangkan dia dan adiknya sudah sama-sama berkeluarga. Setelah diserahkan ke keluarga, Rabu kemarin, jasad almarhum langsung dimakamkan di Pemakaman Muslim Banyubiru, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara. 

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang nelayan asal Jembrana bernama Ahmad Baiti dinyatakan hilang tidak kunjung balik setelah terakhir pergi melaut pada Sabtu (22/3) pagi. Korban membawa jukung seorang diri dan sempat berangkat bersama beberapa nelayan lain dari pantai Pebuahan dengan mencari ikan ke arah timur ke wilayah perairan Tabanan.

Namun memasuki Sabtu sore lalu itu, diketahui sempat terjadi cuaca buruk. Awalnya, ada 3 nelayan Pebuahan yang dikabarkan tidak kunjung balik hingga malam hari. Namun dua nelayan lain diketahui berhasil balik dalam kondisi selamat dan hanya korban Ahmad Baiti yang tidak kembali. 

Karena tidak kunjung balik, korban pun diduga telah mengalami musibah saat cuaca buruk tersebut. Dugaan lokasi korban mengalami musibah diperkirakan di sekitar perairan Tanah Lot, Tabanan. Hal itu didasari informasi salah seorang nelayan yang sempat berangkat melaut bersama korban, namun terpisah di perairan Tanah Lot saat tejadi cuaca buruk tersebut.

Tim SAR gabungan pun sempat melakukan operasi pencarian di perairan Tanah Lot dan sekitarnya. Dari pihak keluarga korban juga sempat berupaya melakukan pencarian ke sejumlah perairan wilayah Kabupaten Jembrana hingga ke perairan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Namun upaya pencarian oleh tim SAR ataupun keluarga korban itu tidak membuahkan hasil. 7 ode
Read Entire Article