ARTICLE AD BOX
Politisi Partai Golkar ini menilai JLS adalah solusi jangka panjang untuk mengurai kepadatan lalu lintas di kawasan pariwisata unggulan tersebut. Sukses mengungkap kekhawatirannya bahwa kemacetan kronis ini dapat berdampak buruk bagi citra pariwisata Bali. Dia menilai penyebab utama adalah kapasitas jalan yang tak lagi seimbang dengan volume kendaraan, terutama di kawasan Pecatu yang kini berkembang pesat sebagai destinasi wisata unggulan. “Kami sudah beberapa kali menyampaikan ke Dinas Perhubungan agar ada pengaturan lalu lintas harian di titik-titik tersebut. Tapi itu hanya solusi jangka pendek. Solusi jangka panjangnya adalah pelebaran jalan dan percepatan pembangunan Jalan Lingkar Selatan (JLS),” ujar Sukses saat dihubungi Selasa (20/5) siang.
Disinggung terkait kemacetan di Simpang Siligita, politisi asal Banjar Mumbul, Kelurahan Benoa ini menyebut bahwa lahan PDAM di kawasan Siligita dapat dijadikan alternatif untuk pelebaran ruas jalan. Namun, dia menekankan perlunya koordinasi intensif antarinstansi, seperti Dinas PUPR, Dishub, dan PDAM. Sukses mengaku menerima banyak keluhan langsung dari tamu dan sopir transportasi pariwisata yang menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk melintasi jalur menuju Pecatu atau kembali ke arah Jimbaran. “Informasi kemacetan di simpang Nirmala menuju Pecatu atau turun menuju Jimbaran dan di Simpang Siligita sudah ada, karena saya juga pelaku pariwisata dan salah satu pengusaha transport. Sopir saya membutuhkan waktu berjam-jam dan dapat komplain dari tamu,” tegas Sukses.
Dikonfirmasi terpisah, Camat Kuta Selatan, I Ketut Gede Arta, membenarkan bahwa kemacetan di Siligita dan Nirmala telah menjadi perhatian serius. Arta mengatakan bahwa saat ini perbaikan drainase sedang berjalan di Jalan Siligita, yang menyebabkan sistem buka tutup jalan dan berdampak pada arus lalu lintas. “Jalan Siligita ini jalan yang sudah ditata saat pelaksanaan G-20, sekarang penataan drainase sedang berjalan menuju Ungasan. Sehingga timbul kemacetan karena ada sistem buka tutup jalan, jadi mohon dimaklumi karena perbaikan infrastruktur sudah mulai dilakukan,” jelas Arta.
Mantan Sekcam Kuta ini menyebutkan, pihaknya sudah diajak koordinasi oleh PUPR dan PDAM. Lahan di dekat PDAM disebut memang sedang dikaji untuk dibuatkan intersection. “Ini sudah masuk dalam perencanaan. Kita bersyukur pariwisata sudah sangat bagus dan daerah selatan menjadi primadona juga, sudah mulai ramai kita senantiasa sudah berkoordinasi dengan Dishub dan Polsek Kuta Selatan,” ujar Arta. ol3