ARTICLE AD BOX
Psikolog Klinis Undiksha Singaraja, Nice Maylani Asril menjelaskan, ada 9 aspek yang diungkap dalam psikotes. Mulai dari kapasitas berpikir, pemecahan masalah, kemampuan berstrategi, termasuk strategi koping (upaya dalam mengatasi stress).
“Koping strategi ini termasuk bagaimana bisa bekerjasama dengan pelatih, kesediaan menerima masukan teman satu tim untuk olahraga tim. Resiliensi, regulasi emosi termasuk upaya bertahan dalam tekanan. Instrumen tesnya rujukan dari Kemenpora,” ucap Maylani.
Instrumen psikotes untuk atlet perorangan disebutnya berbeda, termasuk jenis cabor soft skill atau hard skill. Masing-masing atlet menjalani tiga tahap tes, yang membutuhkan waktu 30-45 menit. Setelah menyelesaikan tes yang diikuti secara online, akan dilakukan skoring oleh tim psikologi.
Sementara itu, Ketua Umum KONI Buleleng I Ketut Wiratmaja, mengatakan tes psikologi ini merupakan kelanjutan tes fisik yang sudah dilakukan pada tanggal 8-9 April lalu. Tes psikologi ini disebut Wiratmaja sangat perlu dilakukan untuk mempersiapkan atlet yang akan bertanding siap fisik dan mental.
“Kami ingin mengirim kontingen yang benar-benar siap secara fisik dan mental, karena kita lihat persaingan selama ini tidak sedikit atlet yang berhadapan dengan kontingen lain yang sudah biasa tampil atau memang juara di provinsi atau di nasional bahkan internasional. Untuk menghadapi lawan-lawan seperti ini, harus kuat fisik dan mental,” kata Wiratmaja.
Selanjutnya, hasil tes fisik dan psikologi ini akan dipakai referensi dalam pembahasan bersama pelatih di masing-masing cabor untuk menentukan kontingen yang akan dikirim. Kontingen definitive akan diumumkan pada 1 Mei mendatang dan selanjutnya mereka akan menjalani pemusatan latihan selama 5 bulan penuh.7 k23