Bulan Bung Karno ke-7 Tahun 2025 Dibuka

Gubernur Koster mengatakan kegiatan sepanjang bulan Juni sebagai wujud bakti dan hormat masyarakat Bali terhadap jasa dan pengorbanan Sang Proklamator. 

Pembukaan Bulan Bung Karno ke-7 Tahun 2025 dihadiri seluruh unsur masyarakat Bali, mulai Forkopimda Bali, instansi vertikal di Bali, akademisi, LSM, pelajar, hingga media. Gubernur Koster mengingatkan bahwa Bung Karno harus berkali-kali (11 tahun) menjadi tahanan politik Pemerintah Hindia Belanda sebelum berhasil memerdekan bangsa Indonesia bersama para pahlawan lainnya. “Bung Karno sejak muda telah mengorbankan semangat anti penjajahan, berorasi tentang cita-cita bangsa Indonesia yang merdeka dan berdiri tegak serta terdepan menghadapi ancaman imperialisme dan kolonialisme,” ujar Gubernur Koster dalam sambutannya. 

Gubernur Koster mengatakan di tengah pengasingan di Ende, Flores (Nusa Tenggara Timur) Bung Karno tidak berhenti memikirkan bangsanya. Bung Karno menggali nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang menjadi rumusan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka sebagaimana disampaikan pada tanggal 1 Juni 1945 di hadapan sidang Badan Penyidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang kemudian ditetapkan menjadi dasar negara dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945 atau satu hari setelah Indonesia merdeka 17 Agustus 1945. 

“Bulan Bung Karno diselenggarakan setiap bulan Juni mengingat bulan Juni merupakan bulan dengan hari-hari penting dan sakral yang tertaut dengan Bapak Bangsa Bung Karno, yaitu 1 Juni menjadi hari lahir Pancasila, 6 Juni merupakan hari lahir Bung Karno, dan 21 Juni peringatan wafat Bung Karno,” ungkap Gubernur Bali dua periode ini. 

Gubernur Koster mengatakan, penyelenggaraan Bulan Bung Karno merupakan refleksi dan ekspresi rasa syukur generasi bangsa atas peran kesejarahan Bung Karno dalam memerdekakan bangsa Indonesia sehingga kini mampu berdiri tegak sebagai bangsa di hadapan bangsa-bangsa besar di dunia. 

“Kita mendapatkan kesempatan hidup dan berkembang seperti sekarang ini, kita bisa membangun tatanan kehidupan bangsa dan negara sendiri, kita bisa menikmati kemajuan bersama,” ucap Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.   Kegiatan Bulan Bung Karno Pemprov Bali tahun ini mengusung tema ‘Prana Jagat Kerthi’-Mahakarya Bung Karno Simbol Keharmonisan Alam Semesta. Hal ini merupakan implementasi dari visi Pemerintah Provinsi Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana dalam Bali Era Baru.  

“Pada perayaan Bung Karno tahun ini nilai kearifan lokal dan ajaran Trisakti Bung Karno diaktualisasikan secara membumi dan kontekstual dalam berbagai aspek pembangunan Bali,” ujar Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini. Dalam Rangka Penyelenggaraan Bulan Bung Karno VII Tahun 2025 di Provinsi Bali Pemerintah Provinsi Bali pun mengadakan sejumlah lomba untuk mendorong kreativitas dan penciptaan karya orisinil masyarakat Bali dengan mengacu pada nilai-nilai kepemimpinan dan Tri Sakti Bung Karno, yakni Lomba Musikalisasi puisi Bung Karno ‘Sudah Ber-Ibu Kembali’, Lomba Film Pendek ‘Berdikari Ekonomi Berbasis Kearifan Lokal Bali’, dan Lomba Film Dokumenter ‘Ketahanan Budaya Bali di Tengah Glibalisasi’. 

Adapun total hadiah yang disediakan mencapai Rp115 juta terbuka bagi masyarakat Bali khususnya generasi muda. “Momentum Bulan Bung Karno ini titiang mengajak seluruh masyarakat Bali terutama generasi muda milenial dan gen z untuk mengembangkan diri secara terus-menerus tanpa henti agar menjadi sumber daya manusia Bali unggul yang produktif berkualitas dan berdaya saing,” pungkas Gubernur Koster. 

Acara pembukaan Bulan Bung Karno Pemprov Bali dimeriahkan pentas seni bertemakan Sang Proklamator. Selain Pemprov Bali, kegiatan Bulan Bung Karno ke-7 Tahun 2025 juga dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali, partai politik, lembaga pendidikan, dan institusi lainnya di Bali. 7 adi