ARTICLE AD BOX
Acara tahun ini akan digelar sampai Agustus 2025 dengan mengangkat tema ‘Mewujudkan Bali Pulau Digital untuk Meningkatkan Inklusivitas.’
Baligivation merupakan ajang yang menampilkan kemajuan digitalisasi di Bali melalui pameran (showcasing), edukasi, serta berbagai kompetisi digital. Kegiatan ini digagas oleh BI Bali bekerja sama dengan pemerintah provinsi, kabupaten/kota, serta asosiasi terkait.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja menjelaskan Baligivation menjadi bagian dari upaya memperkuat digitalisasi di berbagai sektor, termasuk sektor ritel dan elektronifikasi transaksi pemerintah daerah. Selain itu, pada tahun ini, BI menambahkan fokus pada perlindungan konsumen digital. “Kami ingin membuat konsumen cerdas dan berdaya dengan memahami bagaimana bertransaksi digital secara aman dan nyaman. Ini sangat penting bagi perkembangan digitalisasi di Bali,” tegas Erwin saat ditemui di sela-sela acara.
Tujuan acara ini adalah untuk mengakselerasi dan mengakseptasi digitalisasi di Provinsi Bali yang dinilai sudah dalam kategori sangat baik sekali. Sekaligus, kegiatan ini disebut Erwin, searah dengan enam program prioritas Pemprov Bali yang digagas Gubernur Wayan Koster.
Adapun enam program tersebut, yaitu pelestarian adat, tradisi, seni, budaya, dan kearifan lokal; penguatan sektor kesehatan, pendidikan, kepemudaan, olahraga, dan ketenagakerjaan; transformasi ekonomi berbasis Ekonomi Kerthi Bali. Lalu, pengembangan infrastruktur terintegrasi darat, laut, dan udara; Perlindungan lingkungan hidup dan penguatan energi bersih; serta Penguatan keamanan dan pengembangan Bali sebagai Pulau Digital. “Nomor enamnya itu adalah mewujudkan Bali sebagai pulau digital. Jadi dengan program Baligivation ini kita berupaya memberikan daya dukung kepada penguatan digitalisasi di Provinsi Bali.,” jelas Erwin.
Ia menambahkan, inisiatif ini juga mendukung salah satu dari enam program prioritas Pemerintah Provinsi Bali, yaitu penguatan keamanan dan pengembangan Bali sebagai Pulau Digital. Digitalisasi dianggap penting untuk memperluas inklusi ekonomi sekaligus menjawab kebutuhan masyarakat akan sistem transaksi modern. Dari sisi perkembangan transaksi, Bali mencatat pertumbuhan signifikan dalam penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Hingga saat ini, jumlah merchant QRIS mencapai 950 ribu, sementara pengguna aktif melampaui angka 1 juta.
“Transaksinya sudah menembus Rp 1,54 triliun. Ini menunjukkan QRIS sebagai sarana pembayaran non-tunai tumbuh sangat luar biasa di Bali. Terkoneksi langsung dengan bank, UMKM, dan para merchant,” jelas Erwin. Menanggapi isu internasional yang menyebut kritik dari Departemen Keuangan AS yang menilai QRIS membatasi ruang perusahaan asing, BI Bali menyatakan hal itu tidak berdampak. Menurut Erwin, QRIS tetap menjadi alat transaksi yang dibutuhkan masyarakat dan akan terus dikembangkan.
“QRIS adalah sarana pembayaran non-tunai masyarakat. Jadi ini bisa terus berlangsung dengan baik dan saya rasa tidak berpengaruh dengan isu yang terkait dengan penggunaan QRIS oleh US Treasury tadi,” imbuhnya. Selain edukasi konsumen, Advisor BI Bali, Indra Gunawan Sutarto, menambahkan Baligivation juga menghadirkan program-program tematik untuk mendorong kesadaran digital publik. Salah satunya QRIS Summer Run yang akan digelar pada 15 Juni 2025 di area Car Free Day Lapangan Bajra Sandhi, Renon. “Acara ini mendorong user experience masyarakat dalam menggunakan transaksi digital. Jadi bukan hanya pelari yang ikut, tapi juga masyarakat umum yang berada di sekitar lokasi,” jelas Indra.
Puncak Baligivation akan berlangsung pada bulan Agustus 2025. Sejumlah kegiatan dirancang untuk memperluas partisipasi publik, termasuk kompetisi antar-banjar. “Kami akan menggelar sayembara banjar digital. Harapannya tiap banjar bisa bersaing dan meningkatkan kemampuan digitalisasi di wilayahnya masing-masing,” ujar Indra. 7 t