10 hours ago
3
ARTICLE AD BOX
Ketua Panitia Asti Kesanga Festival, I Putu Eka Muliawan alias Wawan, mengungkapkan kebanggaannya atas antusiasme masyarakat. "Antusias luar biasa. Ini membuktikan kerinduan masyarakat Bangli terhadap festival budaya setelah vakum sejak 2017," kata Wawan.
Festival yang berlokasi di Pasar Rakyat Kayuambua ini melibatkan delapan dari sembilan banjar di Desa Tiga. Setiap banjar menampilkan ogoh-ogoh hasil karya anak-anak muda yang dibina melalui latihan intensif baleganjur, melibatkan siswa dari tingkat SD hingga SMA.
"Mereka berlatih keras, dari pagi sampai larut malam, demi memberikan penampilan terbaik," ujar Wawan.
Menurut Wawan, tema Kala Sampat yang diangkat dalam festival ini memiliki makna filosofis tentang momentum yang tepat, sejalan dengan semangat kebangkitan kreativitas pemuda desa. "Tahun ini terasa momentum yang sangat pas, tidak hanya untuk berkesenian, tapi juga untuk mempererat hubungan antarwarga," imbuhnya.
Meskipun diwarnai tantangan, seperti kekurangan pengamanan penonton dan kurangnya dukungan perlengkapan teknis seperti layar besar untuk pentas fragmen tari, secara keseluruhan acara berjalan lancar. Pemerintah Kabupaten Bangli, termasuk Wakil Bupati Bangli dan jajaran kepala dinas, turut hadir memberikan dukungan moral.
Asti Kesanga Fest yang diinisiasi Karang Taruna Desa Tiga dengan dukungan penuh Pemerintah Desa Tiga ini membawa semangat baru bagi geliat budaya Bangli. "Kami berharap tahun depan, event ini bisa digelar lebih besar lagi dan menjadi agenda tahunan resmi Kabupaten Bangli," harap Wawan.
Festival ini sekaligus menjadi bukti bahwa Bangli memiliki potensi besar dalam mengembangkan event-event budaya berbasis masyarakat yang mampu menarik wisatawan dan mendukung perekonomian lokal. *m03
English (US) 